Langsung ke konten utama

Kunjungan ke Media Tribun Sumsel, Mahasiswa Unsri Dapat Pengalaman Berharga


[BERITA]



CENDEKIAWAN.CO, PALEMBANG - Pada hari Selasa (27/11), Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalisatik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (UNSRI) kelas Jurnalistik Manajemen Percetakan Media berhasil menembus Tribun Sumsel untuk melakukan kunjungan media.

Kunjungan media ini sebagaimana yang disebutkan Dosen Mata Kuliah Jurnalistik Manajemen Percetakan Media, Kasmansyah, “bertujuan untuk memberi pengalaman empiris pada mahasiswa tentang proses berita dalam media cetak. Bagaimana berita tersebut diolah oleh kuli-kuli tinta, hingga tiba di tangan pembaca dalam bentuk koran,” ujarnya.

Sebenarnya, kunjungan media direncanakan berlangsung hari Senin, sesuai dengan jadwal mata kuliah. Tetapi karena koordinasi yang belum matang, rencana ditunda hingga Selasa pukul sepuluh pagi. Tribun Sumsel menjadi pilihan karena Tribun Sumsel Merupakan media cetak yang sudah berkembang dan sukses di Indonesia khususnya regional Sumsel.

Melalui layanan pesan singkat, informasi disebar salah satu mahasiswa yang mengkoordinir kunjungan redaksi untuk peserta kelas agar sudah berkumpul di ruang tunggu Tribun Sumsel. Ia juga mengirimkan pesan tambahan kepada kami, meminta tolong untuk menyediakan plakat penghargaan untuk Tribun Sumsel, serta banner kunjungan untuk foto bersama, kami pun menyanggupi hal ini.

Meski kami datang tepat waktu pada hari kunjungan media, ada saja beberapa rekan kami yang terlambat, masalahnya teman kami yang membawa plakat mendadak kendaraannya dipakai untuk keperluan mendesak, serta teman kami yang membawa banner lupa membawanya setelah separuh perjalanan menuju ke Tribun Sumsel.

Walhasil, kami yang sudah datang tepat waktu serta bersama dosen pembimbing kami Pak Kasmansyah langsung bergegas masuk keruangan redaksi Tribun Sumsel. Kami melihat ruangan rapat berukuran sekitar enam kali empat meter dengaan fasilitas yang siap pakai, hingga kursi yang sudah tersusun rapi dan kami pun langsung memadati ruangan tersebut.

Pihak Tribun Sumsel yang hari itu mendampingi kami, Pak Prawira dan Pak Wawan selaku editor Tribun Sumsel. Melalui sesi tanya jawab yang cukup singkat, kami juga bisa memperoleh tambahan pengetahuan dari Pak Prawira dan Pak Wawan yang sudah malang melintang di dunia jurnalistik.
Beliau menjawab pertanyaan kami semisal: kapan  waktu yang pas untuk menggunakan kata “di duga” dalam berita? Bagaimana mekanisme menggunakan kode untuk nama wartawan? Serta bagaimana dinamika media cetak saat media online sedang berkembang pesat?

Pak Prawira dan Pak Wawan memaparkan dan memberikan contoh kasus kapan waktu yang pas untuk menggunakan kata “di duga” dalam berita tindak kriminal seperti mencuri, ketika dinyatakan bersalah bahwa seseorang itu mencuri, yang berhak bisa memutuskan orang tersebut bersalah ialah pengadilan, media tidak berhak untuk mengadili, itulah mengapa ketika dalam pemberitaan menggunakan kata “di duga”, hal tersebut juga merupakan teknik “menyamarkan berita” meski secara etik salah.

Untuk penggunaan kode pada nama wartawan ketika menerbitkan berita, kalau di Tribun Sumsel nama wartawan di tulis lengkap meski ada media lain yang menggunakan kode inisial. Terhindar dari yang nantinya ada interpensi dari pihak luar itu bukan urusan wartawan lagi, tetapi urusan lembaga.

Untuk media online dan media cetak tidak sertamerta menjadi media yang kontradiktif. Adanya media online belum menggeser signifikansi media cetak khususnya di Sumsel, oplah pennjualan Tribun Sumsel tetap normal sekalipun media online merajalela.

Kalaupun suatu saat masyarakat beralih ke media online, Tribun sudah membuat media online sendiri dan sekarang lagi menggebu-gebu menjadi Raja Online,”Kami sedang menggebu-gebu menjadi Raja Online, karena sebagai alternatif kemungkinan media cetak tidak dibaca lagi,” ungkapnya.
Serta masyarakat bisa mengakses berita yang diupdate setiap hari.

Beliau menutup diskusi itu dengan memotivasi kami untuk tetap semangat dalam berkarya,”Disaat tidak ada yang dipercaya dalam media yang banyak mengandung hoax, maka pilihan terakhir ialah media mainstream yang terpercaya,” tegasnya.

Agenda berikutnya adalah kunjungan lapangan. Pak Prawira dan Pak Wawan menggiring kami keluar dari ruang rapat menuju ruang redaksi dan reporter. Ruanga itu cukup luas ada beberapa meja panjang yang berjejal komputer. Pak Prawira dan Pak Wawan menjelaskan, meja panjang yang berjejal komputer tersebut digunakan untuk redaktur, mendesian, layout, serta fotografer.

Setelah itu, beliau menunjukkan ruangan khusus tempat percetakan Tribun Sumsel, diamana lempengan-lempengan Tribun Sumsel dicetak sebelum diprint dalam bentuk kertas A3. Setelah itu, barulah koran masuk cetak. Ruang percetakan terletak dibelakang ruang redaksi, tempatnya serupa gedung dengan sebuah mesin cetak berat setinggi kurang lebih dua meter, dan setiap hari ribuan eksampelar koran yang dicetak.

Pak Prawira dan Pak Wawan menghantarkan kami keluar dari ruang percetakan, dan kami amat sangat berterima kasih atas kesempatan kunjungan media ini. Ini merupakan salah satu pengalaman yang berharga untuk kami, serta tak lupa foto bersama hingga menyerahkan plakat penghargaan sebagai kenang-kenangan.



Penulis             : Jimmi Porwanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TABLIGH AKBAR UAS, RIBUAN JAMAAH PADATI PONPES AL-ITTIFAQIAH

FMISUMSEL, OGANILIR  - Ribuan Jamaah hadiri Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad di Pondok Pesantren Ittifaqiah Kampus D, Indralaya, Ogan Ilir, Sabtu (2/11/2019). Mudri Qori selaku pimpinan Ponpes Al-Ittifaqiah langsung menyambut Ustadz Abdul Somad ketika turun dari mobil serta memasangkan sorban sebagai penghormatan. "Sorban itu adalah salah satu bentuk penghormatan kami kepada UAS, sekaligus menjadi bagian keluarga besar Ponpes Ittifaqiah," ujarnya. Ustadz Abdul Somad mengajak jamaah bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat kepada kita sehingga bisa berkumpul bersama ditempat yang baik. "Bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kita nikmat, dapat berkumpul ditempat yang baik bersama dengan orang-orang baik. UAS juga tambahkan orang cerdas itu bukan yang memiliki kelebihan atau kemampuan secara material. Tapi, orang yang menyiapkan bekal setelah mati.  "Orang yang cerdas bukan nilai sekolahnya bagus, bukan nilai kuliahnya ba...

5 Negara Dengan Penderita HIV/AIDS Tertinggi Di Dunia

[ARTIKEL] Assalamu'alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera. Btw, kalian tau ga hari ini memperingati hari apa? Pasti tau kan hhe. Jadi, hari ini memperingati Hari AIDS Sedunia guys, sehubungan dengan itu saya akan menulis mengenai 5 Negara dengan penderitaan HIV/AIDS tertinggi di dunia. Penasaran? Yuk baca selengkapnya di bawah ini. 5 Negara Dengan Penderita HIV/AIDS Tertinggi di Dunia. 1. SWAZILAND Negara dengan penderita HIV/AIDS terbanyak di dunia adalah Swaziland. Swaziland adalah negara yang terletak di Afrika Bagian Selatan. Persentase penderita HIV/AIDS di negara ini sekitar 27,2% atau sekitar 220.000 orang. Penyebab utama dari hal tersebut adalah budaya dari negara tersebut yang mencegah praktik seks yang aman. 2. LESOTHO Di posisi kedua ada negara Lesotho. Lesotho adalah negara yang terletak di Afrika bagian Selatan. Lesotho menjadi negara dengan penderita HIV/AIDS terbanyak ke dua di DUNIA. Persentase penderita HIV/AIDS di negara ini se...

UAS Letakkan Batu Pertama Pembangunan Ponpes di Pinggiran Sungai Musi

Ustadz Abdul Somad (UAS) ikut melakukan peletakkan batu pertama pembangunan ponpes di pinggiran sungai musi, tepatnya di Yayasan Pendidikan Islam Nurussa'adah, Desa Arisan Musi, Kec. Muara Belida. Kab, Muara Enim, Sumatera Selatan. Pada hari Ahad, (3/11/2019). Dalam peletakkan batu pertama tersebut, UAS juga berdoa didampingi oleh Pengasuh Yayasan Pendidikan Islam Nurussa'adah Ustadz Fahmi Umar, serta Asatidz Majelis Asatidz Peduli Ummat Rasululloh (MASPUROH). Sejumlah masyarakat tampak antusias menyambutnya. Ustadz Fahmi Umar mengucapkan banyak terimakasih kepada para pihak yang telah terlibat, sehingga acara ini dapat berlangsung. "terimakasih semua pihak yang terlibat, sehingga acara ini dapat terlaksana," ucapnya. Beliau juga sampaikan bahwa ponpes ini akan menjadi pertama kali yang berada di pinggiran sungai musi dan berlokasi di kabupaten terbesar penghasil beras di Muara Enim. "Ponpes ini akan menjadi yang pertama kali berada di pingg...