Langsung ke konten utama

Asa dan Cita, Anak Pinggiran Sungai Musi (Bumi Sriwijaya)

- Asa dan Cita, Anak Pinggiran Sungai Musi (Bumi Sriwijaya) -

Pertualangan itu dimulai saat kami menginjakan kaki turun dari perahu gethek bersama komunitas Sriwijaya Menginspirasi (Srimpi) yang di isi oleh anak muda kota Palembang.

Perahu gethek yang kami naiki berkapasitas 20 orang, ditambah barang yang kami bawa di letakkan diruang penumpang sehingga menjadikan perahu terasa agak sempit.

(Gambar 2: Suasana diatas perahu gethek antara relawan dan perlengkapan )

Namun, sungguh kesusahan itu terbayar ketika hendak sampai di pelabuhan,  anak-anak pinggiran kota Palembang tepatnya di Pulau Kemarau, berlarian menuju bibir pelabuhan dengan antusias serta lambaian tangan. Senyum dan bahagia nampak diwajah mereka menyambut kedatangan kami.

“Hatiku berbisik, mungkin perubahan besar tidak akan terjadi. Akan tetapi, hari ini akan bermakna.”

Untuk sampai di Pulau Kemarau ini kurang lebih satu jam perjalanan dari pusat kota Palembang dengan menggunakan transportasi darat dan sungai.

Salah satu tujuan kami kesini tidak lain untuk bersilaturahmi dalam rangka momentum Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasa syukur yang menyelimuti, dari pelabuhan kami bergegas menuju Sekolah Dasar Negeri 65 Filial, Pulau Kemarau, Palembang yang digunakan sebagai lokasi kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

(Gambar 3: Relawan sampai di dermaga SDN 65 Filial, Pulau Kemarau, Palembang)

Sekitar pukul 10.00 pagi, cuaca pada saat itu sangat cerah dan kami segera mengumpulkan seluruh anak-anak yang ada untuk memulai kegiatan yang diawali dengan apel pembukaan.

paskah apel pembukaan “kakak yok kak, kita lomba,” celetuk salah satu anak dengan riang.

“hayuuuuuuk..” sahut beberapi kami yang menjawab hhe.

(Gambar 4: Suasana didalam ruangan kelas SDN 65 Filial, Pulau Kemarau, Palembang)
 
Desiran angin sepoi-sepoi, iringi giat story telling tentang cerita nabi-nabi Allah Ta’ala. Tidak hanya itu, giat dilanjutkan dengan beberapa jenis lomba, seperti: mewarnai kaligrafi, adzan, hafalan surat pendek dan mencari harta karun.

“kak ayo kita lomba,” celetuk beberapa anak.

“ohiya, aku kan juri adzan,” kataku dalam hati. Ayolah kalau gitu “skuyy gaskennn,” kejutku hehe.



(Suasana anak-anak ketika mendengarkan kegiatan story talling)
 

Matahari tepat diatas kepala, suara adzan pun mulai bergemah. Kamipun istirahat sejenak untuk melaksanakan sholat dzuhur dan makan.

“ambil wudhu dimana?” ujar salah satu teman kami.

“itu kak, ada jembatan yang mengarah ke bibir sungai,” jawab salah satu anak disitu.

Sambil senyum-senyum akupun menuju jembatan untuk berwudhu. Pikiranku sontak terbayang “ Ya Rabb, kalau berwudhu dipinggiran sungai gini, jadi rindu kampung halaman. (sedikit sedih banyak rindunya)” apasih hhe


(Sholat dzuhur berjama'ah khusus perempuan di pimpin oleh salah satu relawan)
 

Selesai sholat, kami mencari warung untuk mengisi perut yang keroncongan, kebetulan warung tersebut tidak jauh dari lokasi kegiatan.

Sembari menunggu makanan yang telah dipesan, kami bermain game werewolf ditemani angin sepoi-sepoi dan gemericik gelombang kecil yang sampai ditepian bibir sungai.

“ini dek makanannya,” kata ibu yang punya warung.

“makasih ya buuuk,” sahut kami.

Permianan selesai, kami pun bergegas menyantap makanan yang telah tersaji, sebelum makan kita baca do’a dulu “allahumma bariklana fima rozaktana wakina ‘adza bannar.”

“Aamiin, sahut yang lain”

Tak terasa sesi makan-makan selesai, ketua pelaksana pun datang. Mengisyaratkan bahwa kegiatan segera dilanjutkan.



“Hmmm disini yaa ternyata, dicariin. Ayo kak kita lanjut,” ujar buk ketupel.

“hayuk buk pel, gaskennn,” jawab kami.

Kamipun bergegas  menujuh kelas yang ternyata sudah ditunggu oleh anak-anak yang asik membaca qosidah  Allahul Kahfi.

Akupun tidak menyia-nyiaka untuk mengabadikan moment ini dan merekamnya. Wahid, isnin, salasa;

“Allahul kahfi robbunal kahfi, qosodnal kahfi wajadnal kahfi, lukilli kahfi kafanal kahfi, wani’mal kahfi alhamdulillah.” – Qosidah Allahul Kahfi

Kegiatan terus kami lanjutkan dan tibalah saat yang ditunggu-tunggu, yakni pengumuman pemenang.

Anak-anak yang memenangkan lomba satu per satu maju kedepan dan berfoto dan asiknya yang tidak memenangkan lomba juga dapet hadiah.

 


(Sesi pembagian hadiah danpenunjukkan karya oleh anak-anak dan relawan)

Ditengah keterbatasan mereka sangat antusias, begitu senang dan gembira untuk mengikuti kegiatan ini. Hal tersebut nampak diraut wajah mereka.

“Ya Rabb, bahagia mereka sesederhana ini,” rutuku dalam hati yang miskin rasa syukur.

“Wahai jiwa... Siapa anda?

Dari perspektif pohon, engkau tak lebih tinggi dari rantingnya...

Dari perspektif gunung, engkau tak lebih besar dari batu kecil...

Dari perspektif bumi ini, engkau tak lebih besar dari debu...

Dari perspektif alam semesta, engkau tak lebih besar dari atom...

Dan, di sisi Allah Ta’ala kita bukanlah apa-apa.”

Tidak terasa kegiatan telah selesai, kami pun bergegas untuk pulang diiringi suara-suara kegembiraan dari lisan anak-anak mereka. sesekali ada yang bertanya "Kak kesini lagi ya, kk kapan kesini lagi" disisi lain ada yang mendo'akan, "kak hati-hati yaa kak".

Perahu gethek sudah tiba, para relawan semuanya sudah diatas perahu, mesin dihidupkan dan sih bapak memacu perahunya. Dari kejauhan, terlihat cuaca mendung. Benar saja dipertengahan jalan kami diguyur hujan lebat.

“Bismillahi majreha wal mur saha,” gemah bibirku mengucapkan doa ketika menaiki kendaraan laut.

Silih berganti gelomang sungai menghepas perahu gethek yang kami naiki. Akan tetapi, guyuran hujan ini membuat kami merasa senang dan agak sedikit takut baknya film titanic 

Syukur turunnya hujan dan takut sebab tak henti-hentinya perahu gethek yang kami naiki miring ke kanan dan kiri. Sayangnya di moment ini aku tidak sempat mengabadikannya, waspada takut kamera ikut diguyur hujan, maaf yaa.

“Alhamdulillah,” ucap syukur kami yang Allah berikan keselamatan hingga ke dermaga.


Sedikit tambahan cerita, latar belakang dari SDN 65 Filial Pulau Kemarau merupakan sekolah Cabang dari SDN 65 Sabokingking Palembang. Kualitas pendidikan yang masih jauh dari standar kelayakan. 

Tenaga pengajar di sekolah ini sebanyak empat orang dan beberapa diantaranya menyandang sebagai mahasiswa. Namun, dengan fasilitas yang seadanya tidak menyurutkan anak-anak SDN 65 FILIAL untuk semangat belajar serta menggapai cita-cita.

Kondisi sekolah marginal yang luput dari  pandangan pemerintah, sehingga menyebabkan anak-anak sekolah dasar yang harusnya sudah mengenal literasi menjadi terhambat.

Bahkan anak-anak yang sudah mencapai usia pra-remaja (10-11 tahun) masih banyak yang belum mengenal huruf.

Saat ini Sriwijaya Menginspirasi sedang lakukan giat Open Donasi. Bagi teman-teman yang mau berdonasi atau mencari informasi perihal itu, silahkan kunjungi fanspage resminya di intagram @srimpi_

 

(Sesi foto bersama antara relawan dan anak-anak SDN 65 Filial, Pulau Kemarau, Palembang)

Tamat.

 Wassalamu'alaikum,

 

SDN 65 Filial Pulau Kemarau,

Palembang, Sumatera Selatan

Moment with Sriwijaya Menginspirasi - 2020

 

Cerita pengalaman pengabdian kecil ini, saya tulis dengan sebenar-benarnya. Apabila ada kesalahan dalam penulisan kata ataupun kalimat, mohon maaf lahir dan bathin.

Ini ceritaku, apa ceritamu?

 

 

Penulis;

Instagram: @jimmi.purwanto
Gmail: jimmiporwanto@gmail.com
Facebook: Jimmi Purwanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TABLIGH AKBAR UAS, RIBUAN JAMAAH PADATI PONPES AL-ITTIFAQIAH

FMISUMSEL, OGANILIR  - Ribuan Jamaah hadiri Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad di Pondok Pesantren Ittifaqiah Kampus D, Indralaya, Ogan Ilir, Sabtu (2/11/2019). Mudri Qori selaku pimpinan Ponpes Al-Ittifaqiah langsung menyambut Ustadz Abdul Somad ketika turun dari mobil serta memasangkan sorban sebagai penghormatan. "Sorban itu adalah salah satu bentuk penghormatan kami kepada UAS, sekaligus menjadi bagian keluarga besar Ponpes Ittifaqiah," ujarnya. Ustadz Abdul Somad mengajak jamaah bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat kepada kita sehingga bisa berkumpul bersama ditempat yang baik. "Bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kita nikmat, dapat berkumpul ditempat yang baik bersama dengan orang-orang baik. UAS juga tambahkan orang cerdas itu bukan yang memiliki kelebihan atau kemampuan secara material. Tapi, orang yang menyiapkan bekal setelah mati.  "Orang yang cerdas bukan nilai sekolahnya bagus, bukan nilai kuliahnya ba...

5 Negara Dengan Penderita HIV/AIDS Tertinggi Di Dunia

[ARTIKEL] Assalamu'alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera. Btw, kalian tau ga hari ini memperingati hari apa? Pasti tau kan hhe. Jadi, hari ini memperingati Hari AIDS Sedunia guys, sehubungan dengan itu saya akan menulis mengenai 5 Negara dengan penderitaan HIV/AIDS tertinggi di dunia. Penasaran? Yuk baca selengkapnya di bawah ini. 5 Negara Dengan Penderita HIV/AIDS Tertinggi di Dunia. 1. SWAZILAND Negara dengan penderita HIV/AIDS terbanyak di dunia adalah Swaziland. Swaziland adalah negara yang terletak di Afrika Bagian Selatan. Persentase penderita HIV/AIDS di negara ini sekitar 27,2% atau sekitar 220.000 orang. Penyebab utama dari hal tersebut adalah budaya dari negara tersebut yang mencegah praktik seks yang aman. 2. LESOTHO Di posisi kedua ada negara Lesotho. Lesotho adalah negara yang terletak di Afrika bagian Selatan. Lesotho menjadi negara dengan penderita HIV/AIDS terbanyak ke dua di DUNIA. Persentase penderita HIV/AIDS di negara ini se...

UAS Letakkan Batu Pertama Pembangunan Ponpes di Pinggiran Sungai Musi

Ustadz Abdul Somad (UAS) ikut melakukan peletakkan batu pertama pembangunan ponpes di pinggiran sungai musi, tepatnya di Yayasan Pendidikan Islam Nurussa'adah, Desa Arisan Musi, Kec. Muara Belida. Kab, Muara Enim, Sumatera Selatan. Pada hari Ahad, (3/11/2019). Dalam peletakkan batu pertama tersebut, UAS juga berdoa didampingi oleh Pengasuh Yayasan Pendidikan Islam Nurussa'adah Ustadz Fahmi Umar, serta Asatidz Majelis Asatidz Peduli Ummat Rasululloh (MASPUROH). Sejumlah masyarakat tampak antusias menyambutnya. Ustadz Fahmi Umar mengucapkan banyak terimakasih kepada para pihak yang telah terlibat, sehingga acara ini dapat berlangsung. "terimakasih semua pihak yang terlibat, sehingga acara ini dapat terlaksana," ucapnya. Beliau juga sampaikan bahwa ponpes ini akan menjadi pertama kali yang berada di pinggiran sungai musi dan berlokasi di kabupaten terbesar penghasil beras di Muara Enim. "Ponpes ini akan menjadi yang pertama kali berada di pingg...